Antara Hati dan Harta
Allah swt berfirman :
وإنه لحب الخير لشديد
“Dan sesungguhnya manusia itu amat sangat cinta pada harta” (Al Adiyat : 8)
Itulah karakter umum manusia.
Sehingga sering kali seseorang semakin diberikan kelebihan harta justru semakin sangat perhitungan pada harta, bahkan bisa semakin bakhil, dan semakin berat beramal dan berbagi.
Hal ini krn umumnya tabiat manusia, semakin diberikan kelebihan harta, semakin banyak pula keinginannya. Bahkan keinginan itu selalu lebih besar dari harta yg dimilikinya. Belum lagi dg tututan perubahan gaya hidup dg semakin bertambahnya harta.
Sehingga berapa pun uang yg dimiliki tidak pernah merasa cukup, dan semakin berat untuk berinfaq.
Bahkan sering kali keinginan2 / obsesi2nya dijadikan alasan pembenar keengganannya untuk berbagi. Merasa berat krn masih punya obsesi ini dan itu, ingin beli ini dan itu.
Ilustrasi sederhana:
Ketika seseorang hanya memiliki uang puluhan atau ratusan ribu, mungkin dia hanya berpikir untuk bisa makan sehari2 saja. Blm ada keinginan yg macam2. Dlm kondisi ini mungkin justru mudah bagi seseorang untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagi.
Tapi ketika punya uang 10 juta, dia sdh punya keinginan beli motor baru, tapi masih kurang dikit.
Ketika punya 100 juta, jd ingin punya mobil, masih kurang juga.
Punya uang lebih lagi ingin beli rumah, dan masih tetap kurang sedikit.
Punya uang lebih lagi ingin ganti mobil yg lebih bagus.
Begitu seterusnya.
Hingga tak jarang orang yg sebenarnya punya banyak uang, masih merasa miskin terus, atau bahkan merasa lebih miskin dari orang yg sebenarnya lebih miskin darinya. Sebab selalu ada keinginan yg blm terpenuhi krn uangnya selalu kurang sedikit.
Belum lagi tuntutan gaya hidupnya.
Baru selesai makan2 di sebuah restoran ternama, sudah berpikir rencana makan2 berikutnya di restoran yg lain.
Baru pulang jalan2 di suatu tempat wisata terkenal, sudah memikirkan rencana jalan2 berikutnya ke tempat wisata yg lain.
Bahkan banyak seorang yg “berharta” bisa sangat teliti dan jeli dlm melihat dan berburu harga promo, diskon, dan hadiah dari sebuah mini market atau mall.
Pengalaman pribadi, saya pernah harus menunggu sangat lama di depan kasir mini market krn ada seorang wanita yg sudah lanjut usia (kira2 usianya 70an th), yg didampingi seorang pembantu, dan diantar sopir dg mobil mewah, begitu detailnya mempermasalahkan bonus sovenir dari mini market tsb. Lalu dia buka dompetnya, yg ternyata berisi tumpukan stamp sebagai bukti untuk mendapatkan sovenir yg nilainya sebenarnya sangat kecil sekali. Lalu sambil meminta kpd kasir sejumlah sovenir yg ia rasa sbg haknya, dg bangganya ia mengatakan : ” ini soalnya yg satu mau saya taruh di apartemen saya yg ini, yg satu lagi di apartemen saya yg di situ, yg satu lagi buat yg di sana lagi”
!!!!
Dan kadang kala kita akan dapat mengetahui hakikat kepribadian seseorang yg sebenarnya ( tak terkecuali sahabat kita atau orang terdekat dg kita) ketika bermuamalah dg yg namanya “UANG”.
Benarlah sabda Rasulullah saw :
” ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻟِﺎﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺍﺩِﻳًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺐٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻪُ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ , ﻭَﻟَﻦْ ﻳَﻤْﻸَ ﻓَﺎﻩُ ﺇِﻻ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ ، ﻭَﻳَﺘُﻮﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ ” .
“Seandainya anak adam memiliki satu lembah emas, niscaya dia ingin punya dua, dan tdk ada yg bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah, dan Allah menerima taubat bagi orang yg bertaubat” (HR. Al Bukhari)
Inilah keumuman hati manusia terhadap harta. Semua manusia pada dasarnya cinta harta, semua punya kebutuhan, dan semua punya obsesi. Namun apabila hati ini tdk segera ditundukkan dan diarahkan dg baik, maka seseorang akan selalu diperbudak dg obsesi2nya, hingga melalaikannya dari beramal dg hartanya, serta melalaikan ibadah kpd Allah krn alasan kesibukan yg merupakan konsekwensi tuntutan obsesi yg tak pernah terpuaskan, bahkan hingga lanjut usianya.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
يهرم ابن آدم ويبقى منه اثنتان الحرص و الأمل
“Anak Adam menjadi tua namun tetap tinggal padanya dua hal, obsesi dan angan2.”(HR. Bukhari & muslim)
Juga firman Allah swt dlm surat At Takatsur ayat 1 &2:
ألهاكم التكاثر
“Berbanyak2an telah melalaikan kalian”(1)
SAMPAI KAPAN?
حتى زرتم المقابر
“Sampai kalian masuk ke dalam KUBUR!!!”(2)
Kita semua tdk ada yg aman dari penyakit ini. Boleh jadi belum muncul krn belum ada peluang (na’udzubillahi min dzalik).
Maka selalu waspada akan lebih berpeluang untuk terjaga.
Krn hati itu butuh dilatih dan dikontrol terus menerus.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agamaMu.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah bantulah aku untuk berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan membaguskan ibadah kepadaMu.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الْجُبنِ وَ الْبُخْلِ
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan bakhil”
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ الدُّنيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغ عِلْمِنَا
” Ya Allah jangan Engkau jadikan dunia obsesi terbesar kami dan puncak dari ilmu kami”
آمين يا مجيب السائلين
– Arham bin Ahmad Yasin –